KEBUTUHAN MERANGKAK ANAK
Anak yang melewati fase tumbuh kembang , misalnya langsung berdiri tanpa melewati fase merangkak, kerap dianggap sebagai suatu yang hebat karena tumbuh kembangnya dianggap lebih cepat dari yang lainnya. Apakah benar seperti itu?
Ibu 1 : anak saya umur 6 bulan udah bisa berdiri loh!
Ibu 2 : anak saya umur 6 bulan udah bisa jalan!
Ibu 3 : yah segitu doang, anak saya 2 bulan udah ikut lari marathon..
masih banyak yang salah kaprah mengenai tumbuh kembang anak. Beberapa orang tua terkadang sangat antusias dalam mendukung proses tumbuh kembang anak mereka, sehingga kurang memperhatikan pentingnya setiap tahapan perkembangan dan waktu yang diperlukan di tiap tahap.
Fase merangkak adalah salah satu tahap penting dalam perkembangan anak. Biasanya, anak mulai merangkak antara usia 6 hingga 10 bulan. Namun, tidak semua anak melewati fase ini, dan itu bisa menjadi perhatian bagi orang tua. Mari kita bahas lebih lanjut mengenai pentingnya fase merangkak, apa yang terjadi jika anak tidak merangkak, serta bagaimana cara mendukung mereka.
Mengapa Fase Merangkak Itu Penting?
- Menguatkan Otot dan Keseimbangan
Ketika anak merangkak, mereka menggunakan berbagai otot di tubuhnya terutama otot lengan, kaki, dan punggung. Ini membantu memperkuat otot-otot tersebut dan mempersiapkan mereka untuk tahap berikutnya, yaitu berdiri dan berjalan. Selain itu, merangkak juga melatih keseimbangan yang sangat penting saat mereka mulai belajar berdiri sendiri.
- Stimulasi Kognitif
Merangkak bukan hanya soal fisik; ini juga melibatkan perkembangan otak. Saat anak bergerak, mereka mulai menjelajahi lingkungan sekitar. Hal ini mendorong rasa ingin tahu dan membantu mereka belajar tentang objek di sekitarnya. Dengan menjelajah, anak juga mengembangkan kemampuan berpikir dan memecahkan masalah.
Tahapan-tahapan Merangkak

Sebelum anak mulai merangkak ada tahapan-tahapan yang dilalui anak sampai ia bisa merangkak.
Pada awalnya anak mulai mengangkat kepalanya saat sedang dalam posisi telungkup, dan juga anak mulai membalikan badannya ke posisi tengkurap, tahap ini terjadi pada usia anak 2 bulan
Lalu selanjutnya setelah Anak berhasil mengangkat kepalanya, ia mulai bereksperimen dengan lengannya, saat ia dalam posisi tengkurap ia mendorong siku ke lantai berusaha untuk mengangkat tubuhnya
Setelah berusia 6 Bulan, anak mulai berusaha untuk mendorong dan menopang tubuhnya menggunakan 4 tungkai (tangan dan lutut kaki)
Setelah anak sudah bisa mendorong tubuhnya menggunakan 4 tungkai, ia mulai mencoba bergerak dengan cara merayap
Setelah Anak sudah melewati tahapan-tahapan nya ia sudah memiliki ketangkasan otot untuk menggerakan tubuhnya menggunakan 4 tungkai dengan cara merangkak
Anak yang merangkak juga sebenarnya sedang melakukan "workout" tubuh bagian atas mereka! Gerakan merangkak membantu memperkuat otot-otot di lengan, bahu, dan punggung. Nah, kekuatan otot-otot ini nantinya sangat penting untuk hal-hal seperti menulis, mengangkat barang, atau bahkan melempar bola.
Jadi, anak merangkak itu kayak mini "gym session" gratis untuk mempersiapkan mereka jadi kuat dan tangkas di masa depan!
Apa yang Terjadi Jika Anak Tidak Merangkak?
Sebuah penelitian yang dilakukan di Kelompok B RA Al Fadliliyah Darussalam, Kecamatan Cijeungjing, Kabupaten Ciamis, bertujuan untuk mengetahui hubungan antara fase merangkak dan daya konsentrasi anak usia dini. Penelitian ini menekankan pentingnya fase merangkak dalam perkembangan motorik dan kognitif anak.
Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Peneliti mengamati anak-anak yang tidak mengalami fase merangkak dan membandingkan kemampuan konsentrasi mereka dengan anak-anak yang melalui fase tersebut.
Dari penelitian tersebut peneliti menemukan anak yang tidak melewati fase merangkak akan mengakibatkan:
- Kesulitan Berkonsentrasi: Anak-anak yang tidak mengalami fase merangkak menunjukkan kesulitan dalam memusatkan perhatian selama proses pembelajaran. Mereka sering kali tidak dapat fokus pada objek tertentu dan memiliki kemampuan pemecahan masalah yang buruk.
- Dampak Terhadap Pembelajaran: Anak-anak yang tidak merangkak cenderung tidak mampu menyerap pelajaran atau informasi dengan baik. Hal ini menyebabkan prestasi akademik mereka berada di bawah rata-rata dibandingkan dengan teman-teman sebayanya.
- Gangguan Psikologis: Penelitian juga menemukan bahwa anak-anak yang melewatkan fase merangkak lebih rentan terhadap gangguan psikologis, seperti rasa kurang percaya diri dan rendah diri. Mereka mungkin mencari perhatian dengan cara-cara yang negatif, berpotensi menimbulkan perilaku kenakalan remaja di masa depan.
Dapat disimpulkan anak yang tidak melewati fase merangkak, ada beberapa kensekuensi yang mungkin terjadi seperti
- Keterlambatan Motorik: Tanpa merangkak, perkembangan otot dan koordinasi motorik halus mungkin terhambat, yang bisa memengaruhi kemampuan mereka untuk berdiri dan berjalan di kemudian hari.
- Perkembangan Kognitif Terhambat: Merangkak membantu perkembangan kognitif melalui eksplorasi lingkungan. Tanpa fase ini, kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah anak bisa terpengaruh.
Apa yang Harus Dilakukan Jika Anak Tidak Melewati Fase Merangkak?
Jika orang tua menyadari bahwa anak tidak menunjukkan tanda-tanda merangkak pada usia 8-10 bulan, ada beberapa langkah yang bisa diambil:
- Tummy Time Lebih Banyak: Pastikan anak memiliki cukup waktu untuk bermain dalam posisi tengkurap. Ini membantu memperkuat otot punggung dan leher.
- Stimulasi Gerakan: Ajak anak bermain dengan mainan yang diletakkan sedikit jauh agar mereka terdorong untuk bergerak.
- Kurangi Penggunaan Alat Bantu: Batasi penggunaan baby walker atau ayunan karena alat ini bisa membatasi gerakan anak.
- Konsultasi Dokter: Jika setelah stimulasi anak tetap tidak mau merangkak atau menunjukkan tanda-tanda keterlambatan perkembangan lainnya, sebaiknya konsultasikan dengan dokter anak untuk mendapatkan evaluasi lebih lanjut.
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan anak tidak melewati fase merangkak:
- Kondisi Fisik: Beberapa anak mungkin memiliki masalah fisik atau kekuatan otot yang kurang sehingga sulit untuk merangkak.
- Lingkungan Stimulatif Kurang: Jika lingkungan sekitar tidak memberikan cukup stimulasi atau ruang bagi anak untuk bergerak, mereka mungkin tidak termotivasi untuk mencoba merangkak.
- Penggunaan Alat Bantu Berlebihan: Penggunaan baby walker atau alat bantu lainnya bisa membuat anak kurang berlatih bergerak secara alami.
Dengan memahami pentingnya fase merangkak dan cara mendukung perkembangan si kecil, orang tua dapat membantu memastikan bahwa anak mereka tumbuh dengan baik secara fisik dan kognitif.
Fase merangkak adalah tahap penting dalam perkembangan anak yang tidak boleh diabaikan. Melalui observasi dan intervensi yang tepat, orang tua dapat membantu anak mereka melewati fase ini dengan baik. Jika anak tidak menunjukkan tanda-tanda merangkak pada usia yang seharusnya, penting untuk melakukan tindakan proaktif seperti meningkatkan tummy time dan memberikan stimulasi gerakan. Dengan pendekatan yang tepat dan perhatian dari orang tua, setiap anak dapat melewati fase merangkak dengan baik!
Refrensi
- (n.d.). Normalkah Jika Anak Tidak Merangkak?
- (n.d.). Normalkah Bila si Kecil Berjalan Tanpa Merangkak?
- (n.d.). Anak Tidak Merangkak Langsung Jalan, Normalkah?
- (n.d.). Anak 9 Bulan Belum Bisa Merangkak, Normalkah?
- Sari, A. (2021). Hubungan antara Fase Merangkak dan Kemampuan Pragmatik pada Anak Usia Prasekolah di TK Dharma Wanita Nambakan Kediri.
- Bestari, A. (2018)."Hubungan Antara Fase Merangkak dengan Daya Konsentrasi Anak Usia Dini.
- Anisa Notiviara , Dodiet Aditya Setyawan , Liza Laela Abida (2023) Hubungan antara fase merangkak dan kemampuan pragmatik anak usia prasekolah di tk dharma wanita nambakan kediri
- (n.d.). Kenali Tahapan Merangkak!

















